Foto: Ditome Papua
Ketika bangun pagi, aku melihat henponeku berdering keras, aku langsung mengangkat, ternyata yang menelfonku adalah, maihani di Pakistan City. ,“Hallo selamat pagi, kataku dengan nada yang datar,” Selamat pagi juga. sudah bangun tidur ka , kataku sambil terjenaka. ,” iya benar sayang saya sudah bangun tidur. 

Akupun melanjutkan pembicaraan ,”Sayang anak-anak sudah bangun tidur kaa, ia membalas dengan cepat,” iya benar mereka sudah bangun. Yang tua ia bersama-sama ku di dapur. Dua cewek lagi sedang bermain di kamar. 

Aku sedang mempersiapkan, makan pagi mereka. Aku terdiam sejenak dalam lamunan ku,” sayang kalau sudah masak makanan buat anak-anak, nanti masak buatku lagi yaa, canda ku sambil tertawa. Tertawa apa, dengan spontan bertanya padaku, aku hanya terdiam dan terlintas dalam benakku, aku hanya bercanda mengapa ia begitu sinis padaku. 

Ia terus berkata padaku,” kapan kamu menyelesaikan studi mu, aku hanya terdiam dan terus mendengarkan kata-kata yang begitu meremukkan tulang-tulangku.

Ia terus berkata dengan kata-kata yang benar-benar membuatku malas untuk mendengarnya, tetapi ia pantas berbicara seperti ini. Tapi jujur aku tak bisa menerimanya, dalam benakku hanya ada kata, mengapa ia tidak memberi ku leluasa, untuk memutuskan sampai kapan aku menyelesaikan studi ku, ini.

Empat tahun sudah engkau merantau ke negeri orang, tapi tak ada sepatah kata pun yang kau lontar kan untuk, memberikan kepastian padaku. Kemarin aku menelpon adikku Deni ia sudah PKL satu tahun lagi kuliah nya akan usai dan akan pulang kembali kesini. Apa bila ia sudah sampai disini, kuliah mu belum juga usai, aku akan pergi meninggalkan rumah.

Aku masih terdiam dalam lamunan ku, diri ini berkata memang benar apa yang ia utara kan padaku dan akupun mengakuinya, memang selama ini aku terlalu membuang-buang waktu, tak serius dengan studi ku.

Aku coba untuk menjelaskan padanya,” sayang jurusan Pemerintahan, keguruan sangat beda, dengan jurusan teknik. 

Pemerintahan, Keguruan itu apa bila ada nilai yang jatuh, mereka bisa mengambil semester pendek maka dari itu, mereka bisa menyelesaikan studinya tepat waktu, beda dengan dengan jurusan Teknik, untuk semester pendek tidak ada, apa bila ada nilai yang jatuh, harus mengambil kembali satu semester, itu sudah menjadi aturan akademi kampus ku.

Suaranya semakin keras, tiba-tiba aku terdiam hanya mendengarkan apa yang ia ucapkan padaku,” saya tidak mau tau, kamu harus menyelesaikan studi mu secepat mungkin.

Satu hal lagi yang kau harus ingat,” Mendi sudah empat tahun, Insos sudah tiga tahun, Nolou sudah satu tahun, aku cuman mengingatkan umur mereka, karena aku tau pasti engkau tidak mengetahui, berapa umur mereka saat ini.

Memang benar aku tak mengetahui umur mereka dan akupun mengakuinya,” iya benar aku tidak mengetahui umur mereka sudah berapa.

Aku langsung mengalihkan pembicaraan supaya tidak menyebar luas kemana-mana," sayang selama dua hari aku belum mandi, aku mandi dulu yaa, nanti seusai mandi kita lanjut lagi, aku langsung menutup telpon dengan cepat.

Aku duduk di dalam kamar dan berfikir apa yang aku perbuat selama ini. Pikir ku pun melambung jauh menembus langit-langit rumah ini.

Selama ini aku telah melupakan apa yang menjadi prioritas utama ku, iya itu kampus.

Aku terus menyesali apa yang telah ku perbuat selama ini, dan akupun bingung mungkin aku yang terlalu menikah muda dan akhirnya membuatku tidak ingin terikat dengan semua ini, ingin ku hanyalah leluasa. Ini sudah terlanjur bagiku. Ini sudah menjadi misi dalam hidupku, yang harus aku perjuankan.

Aku sempat mengambil, kesimpulan dari semua lamunan ku ini, berdoa minta penguatan dari Tuhan dan terus berfikir optimis dalam menghadapi problema hidup ini.


Oleh                : Ditome Papua

Post a Comment