Mery
menikah dengan seorang pria yang mengagungkan. Mereka sama-sama bekerja penuh, tetapi
suaminya tekperna melakukan apapun di rumah, apa lagi membantu menyelesikan
pekerjaan rumah tangga. Itu menurutnya, pekerjaan perempuan.
Tetapi,
pada suatu peteng sepulang kerja Mery melihat anak-anak sudah mandi, cucian
sudah di masukan kedalam mesin cuci, yang lain sedangdi keringkan, hidagan
makan malam sedang di panaskan, dan meja makan sudah di tatarapi, lengkap
dengan bunga sebagai pemanis.
Mery
kaget bercampur heran, ingin tau apa yang terjadi. Ternyata Amiel, suaminya,
baru saja membaca artikel di majalah yang mengatakan bahwa para istri yang
bekerja di luar rumah cenderung lebih romantis kalau dia tidak terlalu lelah
mengerjakan semua urusan rumah tangga setelah seharian bekerja penuh di luar
rumah.
Esok
iya tak sabar ingin segera bercerita kepada kawan-kawannya di kantor. “
Bagaimana hasilnya?” Tanya mereka.
“Hmm,
itu makan malam yang indah,” kata Mery. Amiel bahkan membantu membersikan meja,
membimbing anak-anak mengerjalan Pr, melipat cucian yang sudah kering, dan
membereskan rumah,” tapi, bagaimana sesudah itu?” kawan kawannya ingin tahu.
“Gagal,”
kata Mery.
Oleh : Alex Madai
Oleh : Alex Madai
Posting Komentar